Exhuma vs Siksa Kubur

Exhuma dan Siksa Kubur: Beda Strategy Digital Marketing

Setelah melakukan pengamatan beberapa bulan terakhir ini, sebagai seorang digital marketer, aku merasa perlu menulis tentang dua film sukses ini. Maka munculah ide Exhuma vs Siksa Kubur dari pandangan digital marketer.

Exhuma vs Siksa Kubur. Dua-duanya film bagus, bertema horor dan sukses dengan metriksnya masing-masing.

Tapi… Ternyata Exhuma dan Siksa Kubur memiliki strategi yang berbeda secara digital.

Sebelum melangkah lebih jauh, berikut ini yang akan kita bahas:

01. Persamaan Exhuma dan Siksa Kubur.

02. Perbedaan Exhuma dan Siksa Kubur.

03. Kesimpulan dan Rekomendasi.

Okay, langsung ke poin pembahasan.

01. Persamaan Exhuma dan Siksa Kubur.

Berikut ini beberapa persamaan antara Exhuma dan Siksa kubur yang mungkin juga sudah kalian perhatikan.

Tema

Kematian dan alam baka: Kedua film ini sama-sama mengangkat tema kematian dan alam baka, dengan fokus pada konsekuensi dari dosa dan perbuatan manusia di dunia.

Hukuman dan siksaan: sama-sama menggambarkan hukuman dan siksaan yang untuk para pendosa di alam baka, dengan cara yang mengerikan dan penuh darah.

Pesan moral: Kedua film ini memiliki pesan moral yang sama, yaitu untuk mengingatkan penonton tentang pentingnya hidup bermoral dan menghindari perbuatan dosa.

Gaya Penyajian Film.

Horor: Kedua film ini dikategorikan sebagai film horor, dengan menampilkan adegan-adegan yang menegangkan, penuh jump scare, dan efek visual yang mengerikan.

Religius: Film ini menggunakan unsur-unsur religius, seperti ayat-ayat suci dan keyakinan tentang alam baka, untuk membangun suasana yang mencekam.

Kekerasan: Film ini mengandung adegan-adegan kekerasan yang brutal dan berdarah, meskipun tingkat kekerasannya berbeda-beda.

Teknik Bercerita.

Cerita non-linier: Kedua film ini menggunakan teknik cerita non-linier, dengan alur cerita yang maju-mundur dan flashback.

Multiple character: Film ini menampilkan banyak karakter dengan cerita yang saling terkait, sehingga menciptakan plot yang kompleks dan menarik.

Ending yang ambigu: Film ini memiliki ending yang ambigu dan terbuka untuk interpretasi, sehingga meninggalkan kesan yang mendalam bagi penonton.

Baca juga:

Yang Paling Menyolok.

Persamaan yang paling menyolok dari kedua film ini adalah dua-duanya sama-sama sukses dan diterima baik oleh masyarakat.

Hal ini bisa kita lihat dari Jumlah Penonton Exhuma sendiri mencapai 2.2 juta 28 hari sejak tanggal perilisannya. Sedangkan Jumlah Penonton Siksa Kubur mencapai 3.8 juta penonton di 22 hari setelah perilisannya.

Meskipun sama-sama sukses, ada beberapa perbedaan mendasar dari kedua film ini.

02. Perbedaan Exhuma dan Siksa Kubur.

Di sini kita akan bahas dua perbedaan dari Film Exhuma dan Siksa Kubur. Secara umum, perbedaan itu terbagi dua: Content Filmnya dan Strategy Digital Marketingnya.

Content Film-nya.

Genre:

  • Exhuma: Lebih condong ke genre thriller. Fokus utama film ini adalah pada penyelidikan misteri dan pengungkapan rahasia di balik kematian tragis yang terjadi.
  • Siksa Kubur: Lebih condong ke genre horor. Fokus utama film ini adalah pada teror supranatural dan adegan-adegan menegangkan yang dialami para karakter.

Sudut Pandang:

  • Exhuma: mengambil dari sudut pandang orang ketiga. Exhuma mengajak penonton untuk mengikuti investigasi dan melihat kejadian dari berbagai sudut pandang karakter.
  • Siksa Kubur: mengambil dari sudut pandang orang pertama. Siksa Kubur mengajak penonton untuk merasakan langsung teror dan ketakutan yang dialami karakter utama.

Baca juga:

Gaya Penceritaan:

  • Exhuma: Memiliki gaya penceritaan yang lebih realistis dan terstruktur. Alur cerita berjalan dengan logis dan mudah dipahami.
  • Siksa Kubur: Memiliki gaya penceritaan yang lebih ekspresif dan penuh dramatisasi. Penggunaan efek visual dan musik yang intens menambah kesan dramatis dalam film.

Rating:

  • Exhuma: Memiliki rating 17+ karena mengandung adegan kekerasan yang lebih eksplisit dan bahasa yang kasar.
  • Siksa Kubur: Memiliki rating 13+ dengan adegan yang lebih ringan dan bahasa yang lebih sopan.

Karakter:

  • Exhuma: Karakter dalam film ini lebih beragam dan kompleks. Setiap karakter memiliki latar belakang dan motivasinya sendiri.
  • Siksa Kubur: Karakter dalam film ini lebih fokus pada karakter utama dan beberapa karakter pendukung.

Alur Cerita:

  • Exhuma: Alur cerita dalam film ini lebih rumit dan penuh teka-teki. Penonton diajak untuk menerka-nerka dan mencari tahu misteri yang ada.
  • Siksa Kubur: Alur cerita dalam film ini lebih sederhana dan mudah dipahami. Fokus utama adalah pada adegan-adegan menegangkan dan teror supranatural.

Pesan Moral:

  • Exhuma: Pesan moral dalam film ini lebih tersirat dan dapat diinterpretasikan dengan berbagai cara.
  • Siksa Kubur: Pesan moral dalam film ini lebih eksplisit dan mudah dipahami.

Efek Visual:

  • Exhuma: Penggunaan efek visual dalam film ini lebih moderat dan fokus pada efek yang realistis.
  • Siksa Kubur: Penggunaan efek visual dalam film ini lebih berlebihan dan fokus pada efek yang dramatis dan mengerikan.

Musik:

  • Exhuma: Musik dalam film ini lebih bernuansa thriller dan menegangkan.
  • Siksa Kubur: Musik dalam film ini lebih bernuansa horor dan mencekam.

Lokasi:

  • Exhuma: Pengambilan gambar film ini dilakukan di berbagai lokasi, termasuk rumah, hutan, dan kuburan.
  • Siksa Kubur: Pengambilan gambar film ini sebagian besar dilakukan di dalam rumah dan kuburan.

Digital Marketing.

Di artikel sebelumnya aku udah ngejelasin tentang strategy digital marketing dari Exhuma. Nah kali ini aku akan bandingin perbedaannya dengan Siksa Kubur. Apple to apple.

Siapa tahu ada yang bisa kita pelajari.

Secara singkat, Showbox, perusahaan publikasi yang menaungi Exhuma, tidak beriklan di Google ataupun di Meta.

Tidak ditemukan juga akun social media yang didedikasikan khusus untuk Exhuma. Bahkan di akun Facebook Showbox yang pengikutnya mencapai 246k orang, engagement ratenya sangatlah rendah. Jumlah Likes dan koment di akun tersebut bisa dihitung dengan jari.

Meskipun demikian, jumlah penonton Exhuma di bioskop Indonesia mencapai 2.2 juta di hari ke 28 perilisannya.

Showbox selaku perusahaan publishing Exhuma, tidak beriklan di Google ads maupun Meta ads. Juga, tidak ada akun sosial media yang dibuat khusus untuk mereka. Tapi tetap sukses. Kenapa bisa begitu?

Aku ajak kalian untuk melihat dari sudut pandang lain: User Generated Content.

Meskipun tidak punya akun sendiri, Film Exhuma tetap populer ternyata. Di Instagram, ada 21k unggahan yang menggunakan hashtag #Exhuma.

Hashtag #Exhuma

Semakin banyak orang yang membicarakan suatu konten, semakin besar peluang konten tersebut menjangkau lebih banyak orang.

Dari Instagram, kita migrasi dulu ke Tiktok. Ada special sound viral gara-gara sering dipakai untuk konten yang berkaitan dengan Film Exhuma.

Belum selesai sampai di sini, Joko Anwar, sutradara Siksa Kubur bahkan merekomendasikan Exhuma sebagai film bagus. Dapet rekomendasi dari sepuh. Gimana nggak viral coba. Iyah kan?

Sekarang mari kita bandingkan dengan Siksa Kubur.

Jumlah Penonton Siksa Kubur tercatat sebanyak 3.702.652 di hari ke 18 setelah perilisannya.

Berdasarkan data dari Datareportal.com, sampai dengan January 2024, 49% dari total populasi di Indonesia menggunakan sosial media. 75% diantaranya, memiliki setidaknya 1 akun sosial media. Peran Sosial Media sangatlah besar dalam memopulerkan sebuah konten.

Untuk itulah film Siksa Kubur dibikinkan akun Instagram sendiri untuk menarik sebanyak mungkin pengguna social media menonton film ini.

Akun instagram siksa kubur

User Generated Contents juga berperan besar dalam hal ini. Terbukti hashtag #siksakubur sudah digunakan di lebih dari 35k postingan instagram.

Hashtag #siksakubur di instagram

Selain itu, Joko Anwar selaku sutradaranya juga rajin banget posting di akun X (former twitter) dan instagram pribadinya tentang film ini.

Beliau juga rajin hadir di podcast yang membahas khusus tentang Siksa Kubur.

Joko Anwar di Podcast Do You See what I see? tentang Siksa Kubur yang sudah meraih total 20.5 penonton sejak diterbitkan tanggal 15 April 2024 silam.
Joko Anwar di Podcast Folkative tentang Siksa Kubur yang berhasil ditonton 11.958 kali sejak dirilis tanggal 19 April 2024 silam.
Joko Anwar di Podcast Volix Media tentang Siksa Kubur yang sudah ditonton 157.4ribu kali.

Kesimpulan:

Exhuma dan Siksa Kubur adalah dua film horor yang menarik dengan ciri khas masing-masing. Pilihan film mana yang lebih baik tergantung pada selera pribadi.

Sama-sama sukses dengan keunikan cerita masing-masing, kita juga bisa belajar tentang Strategy Digital Marketing dari kedua film ini.

Jadi jika ditanya lagi, harus pilih yang mana, singkatnya begini:

  • Lebih suka misteri? Pilih Exhuma.
  • Lebih suka teror? Pilih Siksa Kubur.
  • Lebih suka adegan ringan? Pilih Siksa Kubur.
  • Lebih suka film bernuansa realistis? Pilih Exhuma.
  • Lebih suka film bernuansa dramatis? Pilih Siksa Kubur.

Baca Juga:

Semoga ulasan kali ini bermanfaat yah.

Nantikan ulasan Digital Marketing dari Film-film kesayangan kamu lainnya di pasarIN yah.

Sumber Data Statistik tulisan:

Persentasi Penggunaan Internet di Indonesia: datareportal.com

Content Research by: Meydia Engka

Written by: Meydia Engka

Edited by: Meydia Engka

Comments

Satu tanggapan untuk “Exhuma dan Siksa Kubur: Beda Strategy Digital Marketing”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *