Review Anime : That Time I Got Reincarnated as a Slime

Pada artikel kali ini, saya (Rahmi Azizah) dari tim Pasarin section Anime akan sedikit lebih banyak membagikan informasi seputar ulasan anime nomor urut 1 “That Time I Got Reincarnated as a Slime” (singkatnya Ten-Sura). 

Sebelumnya ini pernah sedikit dijelaskan pada artikel 3++ Rekomendasi Anime pada Musim Spring. Anime ini terbilang cukup ramai dibicarakan di komunitas Anime mancanegara karna popularitasnya. Terus, kira-kira kenapa ya anime ini cukup ramai? yuk kita cari tahu.

Sinopsis “That Time I Got Reincarnated as a Slime”

Anime “That Time I Got Reincarnated as a Slime” adalah sebuah cerita tentang seorang pria biasa yang tiba-tiba lahir kembali sebagai monster slime di dunia fantasi. Pria tersebut bernama Satoru Mikami. Satoru adalah seorang pegawai kantor yang kehidupannya berubah total setelah ia tewas dalam sebuah kejadian yang tak terduga.

Setelah reinkarnasi sebagai monster slime, Satoru Mikami mengambil nama Rimuru Tempest. Ia memulai petualangan baru di dunia fantasi dengan bertemu dengan berbagai karakter menarik seperti monster, manusia, dan makhluk lainnya.

Dalam perjalanan petualangannya, Rimuru Tempest bertemu dengan teman-teman baru dan menghadapi berbagai konflik yang menarik.

Ulasan “That Time I Got Reincarnated as a Slime” (Animasi, Cerita, Moral Value)

Cerita & Moral Value

Biasanya saya nonton anime isekai rating kurang bagus, karna alur storynya itu lebih mentingin fan service dibandingkan perkembangan cerita. Mungkin lain kali akan saya buatkan list Anime yang ceritanya kurang bagus, supaya bisa jadi perbandingan.

Tentunya ini sifatnya subjektif dari kacamata saya yang seorang penikmat anime yang gak sepuh-sepuh amat. Beneran kok ga bohong saya mah.

Meskipun mayoritas kebanyakan orang menikmati anime bukan hanya dari alur cerita saja, tapi juga dilihat dari faktor fan service, karakter, animasi, relevansi atau bahkan karna ngidol sama seiyuu-nya (red: pengisi suara), saya gak judgemental kok.

Cuma kembali lagi, ulasan ini saya nilai dari sudut pandang saya.

Nah balik lagi ngomongin story….

Mulai dari perkembangan karakter, dan background cerita, karakter utama ini dibangun dengan fondasi yang kuat. Sebut saja kebijaksanaan seorang ossan (red=paman) yang reinkarnasi menjadi slime membuat setiap keputusan yang diambil oleh karakter utama reasonable untuk pemikiran dan idealism masa kini. Bahkan karakter major hingga pendukung dibuat menarik, menjadikan cerita kompleks.

Minim Plot-hole?

Sejauh ini belum saya temukan plot-hole yang tidak penting. Ini juga bukan cerita yang belibet penuh twist yang akan unfold seiring waktu.

Kalau bisa diibaratkan, anime ini akan saya gambarkan bagaikan makan nano-nano sambil jalan lurus, ngelewatin kebun binatang. Lalu mampir ke masjid meskipun gak disuruh orangtua. Enteng aja gitu ceritanya tapi berasa manis, asem, seger, menarik, seru, dan tetap adem dengan first character point of view yang overpower.

Tapi, meskipun enteng, ceritanya bukan yang terlalu enteng seperti omongan tetangga, melainkan tetap ada twist yang predictable but not so predictable.

Dan, poin plusnya ada final touch nilai moral yang deliverablenya gak cringe, yaitu tentang kepemimpinan, kebersamaan, melawan diskriminasi, dan gerakan progresif.

Singkatnya, cerita “That Time I Got Reincarnated as a Slime” menggambarkan perjuangan Rimuru Tempest dalam membangun persahabatan, mencari jati diri, dan melindungi orang-orang yang dicintainya.

Dengan kekuatannya yang luar biasa, Rimuru Tempest menjadi sosok yang dihormati dan diandalkan oleh banyak orang di dunia fantasi.

Dengan semua elemen yang disajikan dengan baik, tidak heran jika “That Time I Got Reincarnated as a Slime” menjadi salah satu anime yang wajib ditonton oleh para penggemar anime.

Jadi, untuk keseluruhan cerita, moral value, dan ke enjoy-able nontoninnya, tim pasarin kasih nilai 4/5,

Animasi

Saat ini anime “That Time I Got Reincarnated as a Slime” digarap oleh studio Eight Bit, yaitu salah satu anak Perusahaan dari Bandai Namco Filmwork per 1 April 2024. Untuk sekelas anime genre PG-13 (Parental Guide 13) anime ini menyuguhkan animasi yang masuk mid-tier.

Jadi untuk penikmat animasi yang epic, mungkin anime ini gak masuk ke ekspektasi kalian, tapi untuk cerita, boleh di adu sih. Untuk penilaiannya admin kasih 7/10 atau 3,5/5.

Berikut adalah rating Anime Ten-Sura Season 1

IMDBRotten TomatoPasarin
8,1/109,5/108/10
Rating paling tinggi ada di Rotten Tomatoes per 04/05/2024.

Strategi Digital Marketing “That Time I Reincarnated as a Slime”

Secara keseluruhan, perkembangan popularitas anime besar di komunitas pecinta Anime, dan sejauh yang penulis pelajari, popularitas anime bisa jadi bergantung pada popularitas Novel dan Komiknya. Walaupun tidak saklek, tapi bisa jadi salah satu elemen yang dapat dipertimbangkan dalam memprediksi popularitas dari anime tersebut, terlepas apakah anime terkait memenuhi ekspektasi dari pembaca komik atau novel tersebut.

Karna itu, tim Pasarin asumsikan bahwa Anime ini berpengaruh besar pada Earned Media atau dari kanal pribadi pengulas pecinta anime dan lainnya yang berkaitan pada komunitas pecinta anime itu sendiri.

Bagan Pemasaran Digital berdasarkan Konten yang diterbitkan.

Social Media

Official Instagram Ten-Sura atau “That Time I Got Reincarnated as a Slime”
  • Posts : 472
  • Followers : 39,2k
  • Followings : 3
Offical Account Ten-sura di Media Sosial X
  • Posts : 32,1k
  • Followers : 376k
  • Followings : 24

Seperti yang kalian lihat diatas, anime ini punya media sosial resmi dengan base di negara matahari terbit (red: Jepang) yang dari bio hingga caption pada postingan menggunakan bahasa Jepang. Meskipun begitu, untuk comment section mereka banjir dari user mancanegara.

Dari Pasarin, kami hanya menemukan media sosial resmi Instagram, dan X (sebelumnya Twitter). Silahkan koreksi saya yah jika ada tambahan media sosial resmi lainnya.

Namun, dapat dicek, Anime ini diramaikan oleh akun pengulas Anime maupun pecinta komik dari seluruh dunia.

Search Engine Optimization

Search Engine Optimization adalah serangkaian proses yang dilakukan secara sistematis bertujuan untuk meningkatkan traffic dan volume kunjungan pada situs/website terkait.

Ten-Sura sendiri memiliki website official berbahasa Jepang

Tampilan Beranda Situs/Website Tensura
  • Backlinks : 130,3k
  • Organic Search Traffic : 611,9k/month
  • Authority Score : 51

Secara keseluruhan optimasi dari hasil audit diatas kurang lebih menunjukan “kurang prima” nya situs resmi Tensura.

Google Ads

Setelah tim Pasarin cek, sayangnya tim Pasarin tidak menemukan paid ads google untuk media sosial atau konten media anime Ten-sura ini.

Youtube

Untuk pada kanal YouTube kali ini tim pasarin cek belum ada akun resmi dari Ten-Sura, namun ada channel yang memiliki lisensi resmi dalam penayangan anime ini, yaitu Muse Indonesia.

Kesimpulan

Pada aspek pemasarannya, Tensura udah emang paling menang dari Earned Media. Hal ini karna antusiasme dari penggemar cerita dari komunitas penikmat Anime ini yang memang sudah tumbuh secara organik.

Namun antusiasme ini tidak di dukung dari sisi pemasaran digital, walaupun begitu, Anime ini tetap keren, as it is.

Sebuah adegan di episode 1, YTTA deh 0-0

Sekian dulu dari pasarIN yah. Jangan lupa terus ikuti update terbaru dari pasarIN setiap hari yah.

Kalau kalian punya Anime atau film favorit kalian untuk dibuatkan review dari aspek Digital Marketer, silahkan tulis di kolom komentar yah.

Researcher dan Writer: Rahmi Azizah.


Posted

in

Comments

2 tanggapan untuk “Review Anime : That Time I Got Reincarnated as a Slime”

  1. […] That Time I Got Reincarnated as a Slime Season 3 (April […]

  2. […] yang bingung mau nonton apa, kita udah kurasi rekomendasi anime musim spring pada laman ini […]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *